Menjadi salah satu anggota UNWTO (United Nations World Tourism Organization), Indonesia juga merayakan Hari Pariwisata Dunia yang jatuh setiap tanggal 27 September untuk memperlihatkan pentingnya pariwisata di bidang ekonomi global. Tanggal 27 September dipilih sebagai Hari Pariwisata Dunia bertepatan dengan berdirinya UNWTO pada tahun 1970.

Setiap tahunnya UNWTO menunjuk satu negara sebagai tuan rumah WTD (World Tourism Day). Dan Burkina Faso di Afrika Barat telah ditunjuk sebagai tuan rumah dihelatnya World Tourism Day pada tahun 2015. Dengan mengangkat tema 1 Billion Tourists 1 Billion Opportunities yang bermakna setiap wisatawan mewakili satu kesempatan untuk mendorong pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kontribusinya untuk bidang ekonomi dalam dunia Pariwisata. 

Bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia 2015, Indonesia mengagendakan upacara penyambutan wisman Tiongkok di Bandara Soekarno Hatta. Menurut staf ahli Menteri Pariwisata bidang Kemaritiman mengatakan bahwa, upacara tersebut merupakan penyambutan simbolis untuk memperlakukan wisatawan dari berbagai negara secara istimewa dan terdapat sekitar 200 turis Tiongkok dengan destinasi ke Pulau Bali. Menurut salah satu wisman Tiongkok, Bali merupakan destinasi populer bagi masyarakat Tiongkok. 

Upacara penyambutan itu dilakukan di terminal kedatangan Internasional 2F Bandara Sekarno-Hatta. Perwakilan turis yang datang menerima goodie bag bertuliskan Wonderful Indonesia dan juga kalungan kain tenun khas Ende. Para turis itu pun tersenyum senang dengan sambutan yang hangat dari perwakilan Kemenpar dan juga beberapa putri wisata.

Tiongkok merupakan salah satu negara yang diberlakukan bebas visa ke Indonesia. Dan dengan adanya penyambutan simbolis dan diberlakukannya bebas visa ke Indonesia kepada berbagai negara tersebut diharapkan meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.


Perjalanan 1,5 jam dari Bukittinggi ke arah barat tak akan membuat perjalanan kalian sia-sia. Apa sih yang menarik di situ? Tentu ada, namanya Lembah Harau sebuah cagar alam yang berada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Sumatera Barat, dengan panorama epic yang sampai-sampai disejajarkan dengan Taman Nasional Yosemite di Sierra Nevada, Amerika Serikat.

Dengan sejuta bentang alamnya yang mempesona rasanya 'sulit' untuk menikmati keindahan Lembah Harau. Mungkin memang, rasanya tak akan bisa menghabiskan semua spot di Lembah Harau, tapi beberapa spot yang sering dikunjungi turis ini akan membuat kalian mudah jatuh cinta dengan tempat ini.

1. Nikmati pagi dan kopi di Guesthouse


Tak cukup untuk menikmati Lembah Harau hanya dengan 24 jam saja. Cobalah menginap di guesthouse dan resort yang ada disini. Dengan biaya yang gak nguras kantong, kalian sudah bisa menikmati pagi dengan udara segar, harumnya kopi ditambah panorama yang super keren dari teras penginapan. "Ah sungguh indah nikmat yang Kau beri, Tuhan"

2. Jalan kaki atau naik sepeda? 



Berada di Lembah Harau serasa berada di negeri dongeng, kata indah saja mampu menggambarkan semuanya. Banyak cara menjamah indahnya tempat ini, jalan kaki atau naik sepeda ontel tak ada salahnya. Dengan jalan kaki atau naik sepeda, kalian bisa menikmati pemandangan tebing batu, hamparan sawah, kesederhanaan rumah penduduk dan kearifan lokal masyarakatnya.

3. Berenang di Sarasah yang menyegarkan



Setelah berlama-lama berkeliling, pastinya akan merasa lelah. Cobalah menepi saat kalian menemukan sarasah atau air terjun. Berenang di sarasah akan membuat kesegaran dan semangat menjadi fit. Tapi akan lebih nyaman jika mencari sarasah yang terpencil, karena disana masih asri dan bersih serta masih belum banyak orang yang menjamahnya. Jadi seperti 'private sarasah' mungkin. Hehe

4. Trekking ke Bukit Rangkak dan Bukit Jambu



Kalau waktu dan tenaga tak terbatas, boleh lah sekalian trekking ke atas tebing yang menjulang tinggi tersebut dan bersiap-siap menahan nafas ketika melihat indahnya pemandangan keseluruhan dari Bukit Rangkak maupun Bukit Jambu.

Sebaiknya untuk trekking menggunakan guide lokal, ini karena jalan menuju atas Bukit cukup sulit ditemukan. Lalu kondisi tebing yang terjal mengharuskan kita untuk memiliki fokus yang penuh agar kaki dapat melangkah berhati-hati sehingga tidak terkilir atau pun terpeleset. Namun pemandangan yang di dapat di atas sana, akan membuat kalian stuck untuk beberapa saat karena mengagumi indahnya alam Sang Pencipta.

5. Jangan lewatkan kuliner khas, Rendang





Lebih menarik lagi jika menyinggung urusan kuliner, Sumatera Barat identik dengan makanan cita rasa pedas khas Padang. Masakan Padang terbuat dari rempah-rempah yang melimpah dan gurih, seperti Rendang contohnya. Cita rasa kuliner yang satu ini memang sudah terkenal sampai pelosok dunia. Jadi jangan khawatir jika di Lembah Harau tak menemukan makanan ini, disini banyak tersedia rumah makan yang menyediakan makanan khas Padang. 

Aneka makanan khas Padang umumnya dinikmati tanpa sendok, karena makan dengan tangan dianggap mempunyai sensasi tersendiri oleh warga setempat. 

6. Menikmati malam, berteman sejuta bintang

Foto oleh: @darmastyo
Setelah lelah seharian berkeliling Lembah Harau, trekking ke Bukit Rangkak dan Bukit Jambu, berenang di berbagai sarasah, kita bisa menikmati sisa-sisa waktu di malam hari dengan lebih santai yaitu memandang ke atas langit Lembah Harau. Hitam pekatnya dan minimnya penerangan di Lembah Harau membuat ribuan bintang terlihat terang benderang mempesona. 

7. Bergeser sedikit ke Kelok 9


Kelok 9 adalah sebuah jalan raya yang baru di bangun. Namun dia bukan hanya sekedar jalan raya. Kelokannya yang berliku-liku dan mempunyai 9 lekukan membuat jalanan ini terlihat seperti trek balap. Letaknya memang tidak berada di Lembah Harau, tetapi dia hanya berjarak setengah jam saja dari Lembah Harau. Bahkan Kelok 9 termasuk jalan terindah di dunia sehingga sangat disayangkan jika kalian melewati tempat yang terkenal ini.

***

Indonesia memang luar biasa indahnya, mungkin benar kata orang "Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Indonesia". Tinggal bagaimana cara kita mempertahankan 'senyuman Tuhan' agar ciptaannya tak rusak oleh ulah manusia. 

Kebanyakan dari kalian kalau traveling pasti bareng teman, pacar, atau keluarga. Tapi pernahkah jika kalian bepergian seorang diri? Yap, bepergian seorang diri biasa disebut solo traveling. Satu pertanyaan yang sering muncul adalah, "Bagaimana sih cara melakukan perjalanan sendiri?" 

Kadang kita takut apa yang akan kita lakukan jika bepergian sendiri. Nah, disini saya akan berbagi sedikit tips nih bagi kalian yang ingin solo traveling. 



1. Kontrol rasa takut

Solo Traveling memang bisa membuat rasa khawatir dan takut muncul. Tapi akan lebih bijak jika rasa takut tersebut kita kontrol agar kita menjadi lebih waspada dan mawas diri.

2. Bawa chilli spray

Membawa chilli spray tidak ada salahnya, bahkan akan sangat berguna dalam melindungi diri sendiri di tempat yang benar-benar asing.

3. Ikuti kemana 'sang penuntun' pergi

Ketahuilah, warga lokal bisa menjadi 'guide' yang akan menuntun kalian ke 'surga terselubung'. Kadang mereka lebih tau sebuah tempat menarik daripada 'traveler super sejati' sekalipun.

4. Penampilan sewajarnya

Saat menjadi turis lebih baik jangan berpakaian dan memakai aksesoris berlebihan. Selain terlihat menjaga jarak dengan warga lokal, hal tersebut juga akan mengundang perbuatan kriminal orang lain.

5. Siapkan dokumen dengan rapi

Hal sangat penting terutama saat berada di luar negeri. Kehilangan dokumen penting – seperti paspor dan KTP misalnya, akan sangat merepotkan. Simpan mereka dalam suatu tempat yang aman dan tak mudah tercecer.

6. Membawa obat pribadi adalah hal wajib

Tujuan melakukan solo traveling salah satunya adalah melatih kemandirian. Saat darurat kapan saja bisa terjadi, pertolongan pada diri sendiri akan sangat membantu kalian.

7. Tak ada teman, musik pun jadi

Berkenalan dengan orang baru dalam perjalanan memang menyenangkan, namun tidak setiap saat kita dapat menemukan orang yang mau kita ajak mengobrol. Saat inilah gadget dan headset sangat berguna. Duduk, pasang headset, setel musik, bersantailah.

***
Begitulah kira-kira tips yang dapat saya share disini. Jika kalian punya tips-tips lain, boleh juga share di kolom komentar. 
Sumber: Google
Ada kabar baik dari Maskapai Citilink. Mulai bulan September 2015, Citilink meresmikan rute penerbangan baru yang menghubungkan beberapa kota besar di Indonesia. Rute baru tersebut diantaranya Bandung-Palembang (pp), Surabaya-Bandung (pp), Surabaya-Pontianak (pp), Jakarta-Pontianak (pp), Denpasar-Dili (pp). Diberlakukannya lima rute baru ini merujuk dari perencanaan tahun sebelumnya yang bertujuan menjangkau kota-kota besar di wilayah Kalimantan dan Sumatera. 

Yang perlu diingat, untuk frekuensi penerbangan, rute Palembang-Bandung PP dilakukan satu kali dalam satu hari. Jadwal penerbangan rute dari Palembang ini dilakukan pukul 15.15 waktu setempat sedangkan dari Bandung pukul 17.05 WIB. Rute penerbangan Jakarta-Pontianak PP dilakukan dengan frekuensi yang sama yaitu satu kali sehari. Jadwal penerbangan dari Jakarta dilaksanakan pukul 07.30 WIB sedangkan dari Pontianak dijadwalkan pukul 20.00 waktu setempat.

Penerbangan dengan rute Surabaya-Bandung juga dilakukan dengan frekuensi satu hari sekali. Jadwal penerbangan dari Surabaya ialah pukul 05.25 dan dari Bandung pukul 07.25. Untuk rute penerbangan Pontianak-Surabaya, frekuensi penerbangan juga dilakukan satu kali dalam sehari. Penerbangan dari Pontianak dilakukan pukul 09.30 waktu setempat dan dari Surabaya pukul 17.45.

Menurut Harismawan Wahyu Adi selaku Vice President Marketing and Communication Citilink, alasan Citilink kembangkan rute Surabaya-Bandung-Palembang, karena rute itu merupakan rute silk road (jalur sutera).

Rute yang menghubungkan ketiga kota besar tersebut dianggap memiliki potensi yang sangat besar. Ketiga kota tersebut (Surabaya-Bandung-Palembang) memiliki potensi besar di bidang perdagangan hingga pariwisata. Oleh karena itu, rute-rute penerbangan baru ini diharapkan akan mendulang sukses.

Meski demikian, Haris tak menampik jika membuka rute penerbangan baru memiliki resiko besar. Jika terjadi salah perhitungan, Haris mengatakan kerugian yang timbul akan sangat besar. Oleh karena itu, Haris mengatakan pihaknya membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan survei -dimana Haris menyebut itu adalah sebuah survei ‘gila-gilaan’ dalam karirnya- sebelum akhirnya kelima rute baru ini resmi dibuka.


Heyho travelmate! Apakah kalian hobi snorkeling? Jika iya, pernahkah kalian menyelam diantara ratusan bahkan ribuan ubur-ubur? Jika belum, maka sempatkan liburanmu untuk menyelam dengan ratusan ubur-ubur di Pulau Kakaban. 

Yap, pulau Kakaban berada di kawasan kepulauan Derawan di pesisir timur Pulau Kalimantan. Uniknya, di tengah Pulau Kakaban terdapat laguna atau danau yang menjadi habitat ubur-ubur tanpa sengat. Dan uniknya lagi, danau ini berair payau. Sampai-sampai UNESCO menyematkan titel Kawasan Warisan Dunia pada tahun 2004. 



Katanya sih, Danau Kakaban termasuk 2 danau ubur-ubur terbesar di dunia. FYI nih, di Danau Kakaban terdapat 4 jenis ubur-ubur tanpa sengat. Diantaranya ubur-ubur bulan (Aurelia aurita), ubur-ubur totol (Magistias papua), ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora), ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata).

Kalian telah siap menyelam bersama ubur-ubur, tapi tidak membawa peralatan snorkeling? Jangan khawatir, disini juga terdapat persewaan alat snorkeling. 




Selain bisa berenang dengan ratusan ubur-ubur, pemandangan hutan mangrove yang mengelilingi Danau Kakaban, bakal menambah perasaan sejuk bagi kalian. Pandangan seperti ini tak akan kalian temukan jika berada di kota. 


Sensasi lain yang bakal kalian temui disini, yaitu bisa menikmati Pulau Kakaban serasa menikmati pulau pribadi. Karena di pulau ini tidak berpenghuni. Pulau Kakaban terdapat penginapan yang bisa kalian sewa dengan tarif murah jika kalian belum merasa bosan berlibur disini.  
***
Nah, bagi kalian yang ingin menghabiskan masa liburan dengan berenang bebas diantara ubur-ubur tanpa sengat ini, dijamin akan memuat cerita berbeda di catatan liburan kalian. 

Traveler atau bukan, nama Komodo National Park pasti gak asing lagi. Yap yap, Taman Nasional Komodo memang destinasi nomor wahid di Indonesia selain Raja Ampat di Papua. 

Taman yang terletak di di Flores, Nusa Tenggara Timur ini menjadi idola bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Bentang alam yang masih perawan nan mempesona, memberi daya magis tersendiri. Mulai dari pantai, pulau dan cagar alam. Dan satu lagi, Komodo, 'naga' yang nyata yang tak akan kalian temui dimanapun selain di Indonesia. 

Saya akan sedikit berbagi berbagai spot magis di Taman Nasional Komodo.

Pulau Komodo


Sudah menjadi list wajib bagi kalian kalau ke Flores, apalagi ke Taman Nasional Komodo. Yap, pulau Komodo yang melegenda di dunia. Gimana engga? Disini kalian akan melihat dengan mata kepala sendiri hewan purba kebanggaan Indonesia. Komodo (Varanus komodoensis) sekaligus Taman Nasional Komodo menerima atribut sebagai The Real Wonder of The World” dan “New 7 Wonder of Nature” dari UNESCO pada tahun 2012.

Di Pulau Komodo tidak hanya ada Komodo saja, kalian juga dapat melihat rusa timor, babi hutan dan kerbau liar serta banyak macam burung. Dan kalian juga bisa ikut memberi makan komodo juga.


Tapi ingat bagaimanapun juga, Komodo merupakan hewan liar. Komodo dapat sewaktu-waktu muncul, karena itu kalian perlu pendampingan pemandu, atau yang biasa disebut "Ranger". Perlu saya beritahukan, air liur komodo sangat berbahaya, bahkan dapat mematikan. Karena air liur Komodo mengandung ribuan bakteri mematikan. So, jangan sampai kegigit Komodo ya, haha.

Pink Beach


Karena pantai berpasir putih sudah sangat mainstream di Indonesia, mungkin itulah alasan kalian harus menyempatkan diri ke Pink Beach ini.

Air laut super jernih, dengan pantai yang berpasir pink ini pernah menjadi salah satu nominasi tujuh keajaiban alam dunia lho. Masyarakat sekitar biasanya menyebut pantai ini dengan pantai merah, tapi wisatawan sering menyebutnya pantai pink. Pasir warna pink ini berasal dari pecahan koral berwarna merah. 

Selain pantai pink ini, keindahan bawah lautnya juga wajib kalian selami. Keindahan bawah lautnya terdiri dari banyak macam ikan, terumbu karang dan biota laut lain.

Pulau Padar


Dari atas pulau terbesar ketiga setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca, kalian bisa menikmati bentang alam Taman Nasional Komodo. Akhir-akhir ini Pulau Padar semakin ramai dibicarakan dan menjadi spot foto untuk di upload ke Instagram. Di sekitar pulau ini, terdapat beberapa pulau kecil juga.

Kalau kalian ingin mencapai spot terbaik untuk foto, yaitu di puncak bukit, kalian harus berjuang dengan cara trekking kurang lebih 30 menit dari pantai. Ya meskipun cukup melelahkan, tapi semua perjuangan akan selalu dibayar dengan panorama perbukitan dan pantai yang ciamik. Jika kalian sudah berada di puncak bukitnya, kalian akan merasakan ketenangan yang alam berikan.

***

Itulah berbagai spot menarik yang wajib berada di list kamu saat bepergian ke Flores dan Taman Nasional Komod. Dijamin, kalian tidak akan melupakan pengalaman traveling dan kalian akan lebih mencintai negeri ini. Tetap safety first dan jangan bawa pulang sampah kalian.
Saya bersama 3 teman (yang 2 masih dibawah)

Sejatinya, Gunung Rinjani di Lombok menjadi salah satu impian para petualang untuk didaki. Gunung Rinjani di Pulau Lombok berdiri gagah dengan ketinggian 3726 MDPL, dengan segala pesona yang terkenal sampai seluruh penjuru dunia. Mendaki Rinjani dijamin akan membuat kalian menjadi semakin jatuh cinta dengan Indonesia. Itulah yang kami ber-empat pernah rasakan setahun lalu (sekitar akhir April 2014). Ketika itu kami berencana merayakan kelulusan SMA dengan pergi berlibur. Cerita dimulai saat teman saya, Robby, mengajak Saya, Hari, Dika dan Nanda pergi berlibur ke Lombok, termasuk mendaki Gunung Rinjani. Hanya saja, teman kami Nanda tidak bisa bergabung bersama kami. 

Kami sebenarnya belum pernah mendaki gunung sebelumnya, apalagi saat pertama pendakian kami langsung mendaki Gunung Rinjani yang notabene Gunung Berapi tertinggi kedua di Indonesia. Persiapan kami pun sangat mepet, mungkin hanya 1 minggu saja, jadi banyak-banyak mencari informasi apa saja persiapan sebelum mendaki gunung.

Singkat cerita, kami berangkat dari terminal Arjosari Malang menuju terminal Bungurasih Surabaya dan kemudian bertolak menuju Bandara Juanda. Keberangkatan dijadwalkan pada sore hari, hingga sampailah kami di Bandara Lombok Praya yang pada saat itu hari mulai petang. Saat itu kami telah dijemput oleh travel agent. Perjalanan dilanjut menuju penginapan di sekitar Pantai Senggigi. Setelah sampai di Hotel kami bertemu dengan agen pendakian Rinjani bernama Mas Jay. Kami banyak mengobrol dan kami diberi briefing dan informasi seputar pendakian Rinjani. Waktu sudah semakin malam, kami pun bergegas menuju kamar untuk beristirahat mengumpulkan energi untuk pendakian esok.  

Esok harinya saat pagi buta, kami siap-siap berkemas dan bersiap menuju Sembalun, gerbang pertama pendakian Rinjani. Tak ada sedikit rasa bosan yang datang, karena selama perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang sungguh mengesankan, seperti jalanan pantai yang saat itu sedikit terang dengan lampu bulan dan lampu jalan hehe. Gambarannya mungkin seperti ini: 

sumber: Google

Pendakian kami ditemani beberapa porter dan seorang guide bernama Mas Ajib dan sepasang bule dari Slovakia kalau tidak salah. Sebelum melakukan pendakian, kami menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk mengurus registrasi dan perijinan. Berikut singkat cerita kami.

Sembalun, si kaki Gunung Rinjani

Dari kiri: Robby, Hari, Dika dan saya (Puncak Rinjani tertutup awan sayangnya)
Gerbang pertama pendakian sebelum menggapai Singgasana Dewi Anjani di Puncak Rinjani dimulai dari pintu pendakian Sembalun. Di sini kami disuguhi view Sabana yang tampak menyejukkan mata. Jika ingin melihat Sabana dalam versi bak permadani hijau berangkatlah di bulan April atau Mei, sebab saat itu musim kemarau baru saja tiba sehingga masih menyisakan hijaunya pemandangan di kaki Rinjani.
Kami beristirahat bersama Mas Ajib

Melewati trek Sembalun cuaca cukup bersahabat, cerah tapi sedikit mendung. Jadi perjalanan kami tidak terlalu lelah dengan terik matahari. Sesekali kami berhenti untuk melepas lelah dengan melihat keindahan view Sembalun.

7 Bukit Penyesalan dan 9 Bukit Penderitaan sepanjang Sembalun menuju Plawangan Sembalun

Pos 1
Awal pendakian dari basecamp Sembalun, terdapat 2 trek di yang bisa dipilih jika ingin mencapai Pelawangan Sembalun, yaitu 7 Bukit Penyesalan dan 9 Bukit Penderitaan. Yang katanya, trek ini yang benar-benar menguji kesungguhan hati dan kegigihan mental.

Kami pun memulai pendakian. Dan setelah berjalan sekitar 2 jam, akhirnya kami bertemu dengan pos 1. Di pos 1, udara dingin mulai merasuk dan kabut mulai turun. Sesekali kami bertemu dengan pendaki yang juga sedang memulai pendakian dan ada pula yang sedang perjalanan turun. Akhirnya kami pun mellanjutkan perjalanan.

Pos lama di Pos 2, Robby 
Hingga sampailah kami di pos 2. Sebenarnya di pos 2 terdapat pos baru dan pos lama. Tapi kami lebih memilih beristirahat di pos lama karena tempatnya yang lebih luas dan dekat dengan sumber air ditambah banyak pendaki dan porter yang beristirahat disana. Beberapa porter kami dan Mas Ajib membantu menyiapkan makan siang bagi kami. 

Disaat kami sedang makan siang, tanpa diduga hujan turun sangat deras. Hampir satu jam kami berteduh, tapi hujan tak kunjung reda. Daripada membuang waktu, kami melanjutkan pendakian dengan menggunakan mantel dan jas hujan.

Sayang sekali kami tidak bisa berfoto karena hujan. Hari mulai sore, kami pun melanjutkan pendakian lagi menuju Pelawangan Sembalun. Di tengah perjalanan hujan mulai berhenti, namun keadaan tubuh kami yang mulai kedinginan memaksa kami berjalan terus agar tidak terserang hipotermia


Plawangan Sembalun
Kami menyadari selama perjalanan dari pos ke pos, trek yang kami dapati berbukit-bukit yang memang 'tak ada hentinya'. Hari pun mulai gelap dan finally, kami sampai di Plawangan Sembalun dengan basah kuyup.

Sesaat kami menikmati keindahan Segara Anak yang terlihat dari Pelawangan Sembalun. Hanya saja saat itu masih mendung, jadi kecantikan sesungguhnya masih belum tampak. Kami bersama Mas Ajib menuju tenda yang sudah dibangun porter kami untuk beristirahat dan mengisi tenaga untuk Summit Attack dini hari.

Summit Attack

Plawangan Sembalun
Tibalah saatnya untuk 'pendakian sesungguhnya'. Namun sayang, teman saya Robby dan Dika tidak bisa melanjutkan summit attack, karena keadaan fisik yang tidak memungkinkan setelah mendaki dari basecamp menuju Plawangan Sembalun dengan keadaan hujan deras. Hanya saya dan Hari serta Mas Ajib yang melanjutkan summit attack. 

Bersama dengan puluhan pendaki lain kami memulai summit attack. Menuju Puncak Rinjani membutuhkan waktu sekitar 4-7 jam dari Plawangan Sembalun. Trek penuh kerikil dan pasir yang mirip trek puncak menuju Mahameru. Pasir lembut yang berada di sekitar puncak membuat pendakian terasa lebih berat. 

Punggungan Rinjani
Setelah beberapa jam kami berdua berjalan, terlihat fajar di ufuk timur. Indah sekali goresan seni Tuhan ini. Kami melanjutkan perjalanan ke puncak.

Hawa dingin semakin saja menusuk tubuh, rasa-rasanya ingin kembali ke tenda. Kami akhirnya beristirahat di balik batu besar untuk berlindung dari angin dan hawa dingin. Hanya saja tubuh saya tetap tak lagi kuat menahan dingin. 
Background Puncak Rinjani

Mas Ajib
Saya, Hari dan Mas Ajib akhirnya  hanya bisa berdiam batu besar tadi dan tidak melanjutkan pendakian ke puncak. Di sana juga ada 2 pendaki dari Jakarta yang bersama kami. Sebenarnya saya sungkan dengan Hari dan Mas Ajib, melihat perjuangan menggapai puncak tinggal sedikit lagi. Tapi saya benar-benar tak kuat menahan dinginnya gunung.
Segara Anak dan Gunung Baru Jari
Perjuangan summit attack kami yang berhenti sampai di situ, ternyata tidak sia-sia. Kami masih bisa menikmati keindahan Segara Anak dan Gunung Baru Jari dari atas. 3 Gili Lombok yang terkenal pun juga terlihat di sisi barat laur, dan di barat terlihat sedikit Puncak Gunung Agung yang ada di Bali.
Background Segara Anak
Foto dikit sama bule
Sebelum kami turun kembali ke tenda, kami sempatkan mengabadikan view indah yang kami dapat. Matahari sudah semakin tinggi, akhirnya kami pun turun menghampiri teman kami di tenda di Plawangan Sembalun.
Sebelum turun ke Segara Anak kami bersantai sebentar di tenda, dengan sarapan dan minum teh hangat. Dengan cuaca yang cukup cerah kami berkemas dan siap turun ke segara anak. 

Segara Anak dan Gunung Baru Jari

Jalur menuju Segara Anak
Jalur yang kami lalui berbatu-batu cukup terjal dengan kemiringan yang ekstrim. Dengan jalur tersebut membuat kaki serasa bergetar, apalagi jarak yang kami tempuh sekitar 6 jam. 

Akhirnya kami pun sampai di Segara Anak saat sore. Segar rasanya melihat air danau yang begitu jernih dengan Gunung Baru Jari yang berada di tengah danau vulkanik ini.

Tenda Segara Anak
Mancing mania hehe
Di Segara Anak, banyak sekali ikan yang dapat dipancing untuk dijadikan bahan makanan. Kami menginap semalam disini, dan esoknya kami akan turun melalui jalur Senaru.
Background Gunung Baru Jari
Pagi hari esoknya, cuaca cukup cerah, udara pun super segar ditemani kicauan burung dan view segara anak dengan Gunung Baru Jari nya. Kami memutuskan untuk mandi di Sumber Air Panas yang berada tak jauh dari tempat kami berkemah. Di samping sumber air panas tersebut juga terdapat sebuah air terjun. Setelah selesai, kami kambali ke tenda untuk sarapan dan bersantai, kami pun kembali berkemas untuk turun melalui trek Senaru.

Jalur Senaru, gerbang terakhir sebelum pulang

Plawangan Senaru
Jarak perjalanan dari Segara Anak menuju Plawangan Senaru sekitar 4 jam. Trek yang dilalui hampir sama dengan trek Plawangan Sembalun turun ke Segara Anak. Dengan jalur yang awalnya landai tapi pertengahan mulai menanjak dengan banyak batu-batu besar. 
Kami juga sudah cukup lelah berjalan dengan beberapa trek yang kami lalui sebelumnya. Hingga sampailah kami di Plawangan Senaru untuk melepas lelah. Tak sadar saya hampir ketiduran disana, apalagi angin yang berhembus cukup membuat ngantuk. 
Hari pun sudah mulai siang, kami memutuskan untuk segera turun. Jalur di Senaru sebenarnya memberikan view yang cukup menarik dengan banyak bebatuan yang seperti tersusun cantik di tengah jalur. Tetapi harus tetap berhati-hati karena sebelah kiri berupa jurang. 
Kami akhirnya sampai di sebuah pos, tapi saya lupa ini pos berapa. Karena hari sudah sore, porter mendirikan tenda di dekat pos ini. 
Menunggu senja
Sembari menunggu senja, porter dan Mas Ajib membuatkan makanan buat kami. Saya masih ingat, Pancake Pisang dan Mie Rebus menjadi menu kami sore itu. Kami kadang tertawa jika mengingat saat Mas Ajib menawarkan minuman dengan logatnya yang lucu. "Kopi apa Thi (tea)?", ucapnya kala itu. 
Siluet (1)

Siluet (2)
Senja cantik
Saat senja datang, view awan di pos tempat kami mendirikan tenda sangat mempesona. Gradasi warna di langit sangat memanjakan mata kami. 

Malam pun datang, kami tidur lebih cepat agar bisa me-recovery stamina kami yang semakin menurun. 

Pagi hari kami pun disambut oleh kicauan burung dan juga kera-kera yang ada di sekitar pos kami. Seperti biasanya, kami sedikit bersantai sebelum memulai perjalanan turun. Untuk menambah stamina, Mas Ajib memberikan kami Pancake Pisang dan teh hangat, hehe. Setelah selesai, kami pun bergegas turun menuju desa Senaru. Sepanjang jalur Senaru ditutupi pohon-pohon besar dan cukup rindang. Cukup memayungi kami dari panas. Memang, jalur Senaru merupakan hutan subtropis, jadi tidak seperti di Sembalun yang berupa sabana.

Di tengah perjalanan menuju pos-pos lain, kami banyak berjumpa dengan pendaki lain. Kala itu kami bertemu rombongan pendaki dari Korea Selatan di salah satu pos. Setelah berjalan sekian jam, akhirnya dari kejauhan kami melihat banyak penduduk desa Senaru yang memanen hasil tani di kebun mereka. Pertanda desa Senaru semakin dekat. Akhirnya kami mulai semangat dengan berjalan lebih cepat, bahkan berlari.


Gerbang masuk Rinjani jalur Senaru
Dan, akhirnya kami sampai di Senaru pada waktu siang hari, lebih cepat dari perjalanan saat naik memang hehe. Ah lega rasanya. Kami sangat bersyukur karena pendakian kami berjalan lancar dan diberi keselamatan oleh Sang Pemberi Hidup. 

Namun, kami harus berjalan lagi sekitar 15 menit menuju penjemputan agen travel kami. Setelah sampai, kami langsung 'nggeblak' istilahnya. Rasanya sangat melelahkan, tapi terbayar dengan apa yang sudah kami terima. 

Kami merasa senang bisa kembali dengan selamat, tapi sedih juga harus meninggalkan 'surga' Pulau Lombok ini. Saya merasa sangat bangga bisa dilahirkan di negeri dengan sejuta pesona alamnya. Akhirnya mimpi  kami ber-empat tercapai bisa mendaki Gunung Rinjani meskipun tidak sampai puncak. Mungkin lain waktu, Rinjani akan memanggil kami untuk bisa berdiri di puncaknya.


***


Pulau Dewata Bali sudah tak asing lagi bahwa masyarakat yang bermukim disana mayoritas beragama Hindu. Tapi apakah kalian tau, kalau di kawasan bukit Kampial, yang biasa kita lewati jika hendak ber-vakansi ke kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) dari Tanjung Benoa terdapat bangunan ibadah lima agama yang ada di Indonesia yang terletak dalam satu kompleks, mungkin juga hanya satu-satunya di dunia.

Yap, Puja Mandala yang berarti ruang untuk melakukan persembahyangan. Kita dapat melihat lima bangunan peribadatan yang berdampingan, mulai dari Masjid, Gereja Katolik, Wihara, Gereja Kristen Protestan, dan Pura. Disana kita dapat melihat toleransi beragama ketika ibadah sedang berlangsung karena setiap agama mempunyai jadwal rutin yang berbeda dalam beribadah. 

Keberadaan kompleks bangunan ibadah Puja Mandala justru menarik minat para wisatawan untuk datang menyaksikan bangunan yang megah dan unik ini. Sehingga menambah banyak destinasi wisata di Pulau Bali.

Kompleks Puja Mandala juga sering disebut sebagai miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia, selain itu tempat ini telah membuktikan bahwa umat beragama di Indonesia bisa hidup rukun berdampingan tanpa adanya sentimen agama.

1. Masjid Agung Ibnu Batutah


Interior Masjid Agung Ibnu Batutah terlihat seperti masjid pada umumnya. Warna kuning lebih mendominasi masjid ini. Masjid ini memiliki tiga lantai dan lantai dasar diperuntukkan bagi jamaah Wanita.

2. Gereja Protestan Jemaat Bukit Doa


Gereja ini memiliki menara lonceng dengan bentuk lonceng yang berbeda. Bangunan utama gereja memiliki dua lantai dengan dinding yang menggunakan batu marmer.

3. Pura Jagatnatha


Keberadaan Pura memang sudah umum di Bali dan berbentuk pura pada umumnya. Namun jika sudah bersanding dengan bangunan ibadah umat lain tentu terlihat berbeda. 

4. Gereja Katholik Paroki Maria Bunda Segala Bangsa

Bentuk bangunan gereja ini juga sama halnya dengan gereja lain. Di depan bangunan utama terdapat menara lonceng. Di bagian dalam terdapat ruangan dengan altar yang cukup besar.

5. Vihara Buddha Guna


Bangunan Vihara ini cukup artistik dengan adanya banyak patung cantik di bagian luar. Mulai dari patung gajah putih di gerbang masuk, naga putih di samping bangunan dan tentunya patung Sang Buddha. Warna putih dan emas membuat semakin cantik bangunan ibadah ini.

***
Tempat-tempat ibadah yang saling berdampingan itu adalah sebuah cerminan agar kita saling menghormati kerukunan beragama, perbedaan memang tak bisa dihindari, tapi jika kita dapat menghargai perbedaan, maka kehidupan yang damai akan tercipta dengan sendirinya. Sungguh bangga menjadi Indonesia dengan kekayaan alam dan keanekaragaman suku, ras dan agama nya. Sepatutnya kita sebagai warga negara Indonesia turut menjaga kelestariannya. 

I Love You Indonesia!