" Lakukan apa yang ingin kalian lakukan, bukan apa yang orang-orang lain sedang lakukan "
Yap, sedikit kutipan saya mengenai tren jaman sekarang (traveling). Jadi apasih perlunya kita traveling? Menyegarkan pikiran? Menghilangkan stress? Atau hanya mengikuti ikut-ikutan acara traveling di televisi?
Pendek cerita, ada seseorang yang menceritakan kisahnya bepergian ke Raja Ampat dengan kecantikan alamnya yang dikenal seluruh dunia, atau keunikan Pulau Komodo yang tidak akan ditemui di tempat manapun, yang awalnya kita sama sekali tidak tertarik dengan "dunia baru" tersebut dan mendadak kita berkhayal bisa berfoto disana, agar tidak dibilang ketinggalan jaman ketika kita upload ke media sosial. Apakah kita akan merasakan nikmat traveling yang sama dengan mereka yang traveling dengan inisiatif sendiri?
Tentu saja traveling merupakan hak setiap orang, tapi jika kita hanya mengikuti tren semata yang kadang hanya menjadi penikmat keindahan, bukan ikut menjaga keindahan tersebut.
Sudah banyak kasus akhir-akhir ini mengenai perusakan alam dan destinasi wisata sepeti contoh vandalisme dan tumpukan sampah. Saya sering melihat postingan di grup ataupun forum pecinta alam yang mengaku bahwa "dunia" mereka telah dirusak oleh orang "baru" yang sekedar menikmati tanpa menjaganya.
Sepatutnya kita perlu belajar kepada Malaysia, yang notabene tidak memiliki destinasi wisata se-variatif Indonesia. Jika melihat usaha mereka dalam mempromosikan dan membangun potensi pariwisata, jumlah wisatawan mereka terhitung 25 juta orang yang 3x lipat jumlah wisatawan Indonesia. Bagaimana bisa? Yap, karena mereka selalu menjaga dan memelihara dengan baik destinasi wisata mereka.
Dalam postingan ini, sebenarnya bukan masalah jika kita ingin share destinasi tersebut ke media sosial. Berhenti berbagi keindahan destinasi juga bukan menjadi solusi. Terlebih bagaimana menyadarkan diri bahwa kekayaan "rumah" kita begitu luar biasa, bukan hanya menikmati keindahannya dan melupakan cara menjaganya.
Pendek cerita, ada seseorang yang menceritakan kisahnya bepergian ke Raja Ampat dengan kecantikan alamnya yang dikenal seluruh dunia, atau keunikan Pulau Komodo yang tidak akan ditemui di tempat manapun, yang awalnya kita sama sekali tidak tertarik dengan "dunia baru" tersebut dan mendadak kita berkhayal bisa berfoto disana, agar tidak dibilang ketinggalan jaman ketika kita upload ke media sosial. Apakah kita akan merasakan nikmat traveling yang sama dengan mereka yang traveling dengan inisiatif sendiri?
Tentu saja traveling merupakan hak setiap orang, tapi jika kita hanya mengikuti tren semata yang kadang hanya menjadi penikmat keindahan, bukan ikut menjaga keindahan tersebut.
Sudah banyak kasus akhir-akhir ini mengenai perusakan alam dan destinasi wisata sepeti contoh vandalisme dan tumpukan sampah. Saya sering melihat postingan di grup ataupun forum pecinta alam yang mengaku bahwa "dunia" mereka telah dirusak oleh orang "baru" yang sekedar menikmati tanpa menjaganya.
Sepatutnya kita perlu belajar kepada Malaysia, yang notabene tidak memiliki destinasi wisata se-variatif Indonesia. Jika melihat usaha mereka dalam mempromosikan dan membangun potensi pariwisata, jumlah wisatawan mereka terhitung 25 juta orang yang 3x lipat jumlah wisatawan Indonesia. Bagaimana bisa? Yap, karena mereka selalu menjaga dan memelihara dengan baik destinasi wisata mereka.
Dalam postingan ini, sebenarnya bukan masalah jika kita ingin share destinasi tersebut ke media sosial. Berhenti berbagi keindahan destinasi juga bukan menjadi solusi. Terlebih bagaimana menyadarkan diri bahwa kekayaan "rumah" kita begitu luar biasa, bukan hanya menikmati keindahannya dan melupakan cara menjaganya.
Setuju!
BalasHapusKadang saya mikir~ apa g saya lakukan itu mainstream yah. Lagi booming banget. Tapi waktu dipikir" mah bodoamat, traveling mendatangkan banyak sekali cerita" baru dibanding sekedar berselancar di internet atau bergelung nyaman di kamar. Dan saya juga melakukannya dengan hati riang gembira, bkn sekedar pingin pamer sana sini~~~
Hmm~ semoga seterusnya kegiatan ini bs lebih menghasilkan postive vibe heheh
Aku jg sih, masih ngerasa tujuan aku buat traveling lebih bikin good mood, ya kadang ada bumbu 'share' ke sosmed haha.
Hapus